Dalam
kesendirian aku termenung
Menyelami
jiwa dan sanubariku yang sepi
Tiada
idola hati dan tumpuan harapan
Yang
dapat menbuat asaku melayang
Ku berjalan di padang nan
gersang
Tak ada yang peduli biarku haus
dan lapar
Aku semakin tersisih sendiri di
ujung gelap malam
Rasanya
pagi tak kunjung jua tiba
Memneri
kehangatan pada hari nan lara
Kubiarkan
air mataku mengalir mengiringi jalan hidup dan lakonku
Kan
kucari dimana kedamaian hati kan kutemukan
Kutepis
semua angan yang kian silih berdatangan
Karna kuingin
suatu kenyataan
Oh dimanakah kan kudapat dambaan
hati yang sesungguhnya
Tempat
kucurahkan segala dukka lara
Bukalah-bukalah
hatiku
Keluarkan
pundi-pundi yang membebani perasaanku
Biarkan
kau memeriksa receh-recehnya
Mana
yang geripis akan kau lempar
Hanya
yang emas yang kau kembalikan kaedalamnya
Untuk
ku simpan
Begitu
nelangsanya hidupku
Melihatku
kehilangan rindu
Bila
hati tidak lagi menghitung waktu
Bagaimanakah
cinta akan bermusik merdu..?
Mengapa tak kau coba melukis
hidup manis
Dengan
rangkaian jingga penuh hijau mengesankan?
Mengapa tak kau minyaki
kurat-kurat pada engsel-engsel hatiku?
Akan ku
bawa kendi penuh cinta
Yang tak
akan habis tereguk dalam kehausan sejuta kali
Biarkanlah,
izinkanlah, tengoklah kedalam hatiku
Tetes
cinta sudah tak terhitung laksanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca tulisan saya, :D
saya sangat menerima kritik dan saran dari anda. Terima kasih :)