Minggu, 27 Januari 2013

Sepucuk Surat dan Kamu


Matahari pagi bersinar terang dari atap gedung sekolahku. Tempat ini sangat kunikmati dengan kesendirianku. Tempat ternyaman yang pernah kudatangi, ahh tidak-tidak, aku tidak banyak mengunjungi tempat-tempat bagus dan nyaman, karna aku tidak pernah kemanapun.
Saat matahari baru menampakkan cahaya jingganya aku sudah berada di sekolah, entah apa yang aku pikirkan sampai aku dating sepagi itu, setelah bel pulang sekolah berbunyi pun aku harus langsung pulang kerumah, karna banyak sekali pekerjaan yang sudah menantiku sampai aku tidak sempat pergi kemanapun dan melihat dunia lebih luas lagi. Semua itu aku lakukan setiap hari sejak aku menginjakkan bangku Sekolah Dasar hingga kini.
Aku menyukai tempat ini karna disini sepi dan sunyi. Aku sangat menikmati kesendirianku, dengan sendiri aku bisa bermimpi dan menjadi seorang pemimpi.
Saat aku sampai disekolah, tempat yang pertama kali aku datangi adalah tempat ini, karna disini aku bisa menenangkan segala macam kenanganan yang sejak dulu bersemayam di otakku, sampai jam pelajaran pertama pun dimulai.
Sekolah ini berada di belakang sungai yang aliran airnya sangat tenang dan bercahaya. Suara gemericik air dari sungai itu sangat membuatku nyaman. Aku sering sekali memandang sungai yang hanya berisi batu-batu besar dan air yang melimpah itu.. sendirian.
Hari ini tanggal 25 Juni adalah musim panas di daerahku. Cuacanya sangat cerah, aku menyukai cuaca seperti ini karna aku sangat benci hujan. Entah apa yang orang-orang sukai dari hujan. Hujan hanya membawa kesulitan bagi banyak orang dan hujan hanya menghantarkan banyak sekali penyakit. Aku benci hujan jarna hujan mengingatkanku pada kenangan yang seharusnya aku lupakan.
Aku juga benci rumah, karna di rumahlah tempat penderitaanku dimulai, aku benci saat-saat pulang ke rumah, rasanya ingin pergi ketempat lain, tapi.. tidak bisa. Setiap aku ingin pergi entah kenapa langkahku langsung terhenti.
Saat ini masih belum banyak yang datang kesekolah dan akupun belum beranjak dari tempat ini. Aku masih menikmati kesendirianku dengan bersandar pada balkon atap sekolahku sambil memandang matahari yang menyilaukan penglihatanku, ahh tanganku dengan sigap menghalangi sinar itu. Aku memandangi tanganku yang menutupi  secercah sinaritu. Tanganku ini terlihat begitu indah dengan sebongkah sinar yang menyelimuti bagian dari ujung kulitku, aku berfikir apakah aku bisa seindah tanganku saat ini? Atau apakah aku dilahirkan hanya untuk menjadi seorang yang terbuang dan terlupakan?.
Bel tanda pelajaran pertamapun bordering, aku langsung beranjak ke dalam kelasku. Sekelas, sampainya di kelas seperti biasa tidak ada yang peduli padaku, mereka sibuk dengan urusannya masing-masing. Aku tidak mempunyai satupun teman di sekolah ini, karna aku lebih memilih sendiri dan aku pun tahu tidak ada satu orangpun yang ingin berteman denganku.
Tempat dudukku berada di paling belakang dan dekat dengan jendela kelasku yang besar. Aku senang dengan tempat dudukku ini, dari sini aku bisa memandang sungai yang tenang itu dengan gampangnya tanpa menghiraukan hiruk pikuk suasana kelasku.

                                                                ********

Keesokan harinya aku sampai di sekolah cukup siang, sinar matahari yang kusukai pun sudah menampakkan wajahnya, karna aku harus mengantar adik tiriku ke sekolahnya yang jaraknya cukup berjauhan dari sekolahku.
Jam pelajaran pertamapun belum dimulai, seperti biasa aku langsung melangkahkan kaki ke atap sekolah. Aku menepakkan kakiku di tangga yang menuju atap sekolah dengan semangat karna matahari pagi sudah menunggu kehadiranku. Setelah sampai di depan pintu atap aku melihat sepucuk surat yang ditempelkan di pintu, sampul suratnya cukup manis dengan gambar Winnie the Pooh kesukaanku.
“apa surat ini untukku” pikirku dalam hati
                                                                                                                                                           to be continued

Kamis, 24 Januari 2013

Ini Bukan Kamu!!


Wajahmu masih terlihat jelas
Disudut kecil neuron otakku
Ketika tangan gagahmu menggenggam erat
Buku-buku jemari mungilku
Ketika pelukmu,, menguatkanku
Saat ini bula bersinar terang
Mengingatkanku akan hadirmu
Yang tidak pernah mengeluh untuk menemaniku
Menatap indahnya Hiasan Malam
Apakah saat ini kau sedang melihat bulan?
Apakah bulan dikotamu sama dengan bulan dikotaku?
Apakah kau ingat kenangan kita dibawah sinar rembulan?
Aku,, merindukan saat-saat kita bersama
Ketika kau terbaring disisiku
Memandang lautan bintang yang menghiasai langit hitam
Kau masih disini
Selalu dan selamanya
Ditempat tersakral dan teristimewa
Tempat yang biasa kusebut “Relung Hati”
Aku masih disini
Setiap hari, setiap malam, Menanti kehadiranmu
Ditempat kenangan kita
Apakah kau masih ingat?
Tempat yang biasa kita sebut “Surga”.

Aku Hanya Ingin Kau Tahu


Saat aku tersadar dari lamunanku
Aku sudah tidak bisa menghentikan itu
Aku sudah tidak bisa menghentikan perasaan sukaku ini kepadamu.
Rasa ini begitu kuat
Menelusup masuk ke dalam seluruh tubuhku
Menjalar  ke dalam aliran darahku
Hingga membuatku.. mati rasa akan hampa
Aku tidak tahu kenapa
Perasaan ini tumbuh begitu cepat, diluar kendaliku
Semakin aku berusaha melupakan
Semakin besar pula perasaan itu
Di dunia seluas ini bisa bertemu denganmu
Dan suka kepadamu
Adalah keajaiban untukku
Aku sudah cukup bahagia dengan itu
Walaupun kamu.. bukan milikku.
Mungkin kamu sama dengan pria lainnya
Tapi.. ada sesuatu yang aku sendiri tidak tahu apa itu
Yang membuatmu berbeda dan terlihat lebih istimewa.
Aku menyukaimu dari kesederhanaanmu
Aku menyayangimu lebih dari yang kamu tahu
Dan aku mencintaimu dari apa adanya dirimu
Tanpa ada alasan apapun,
Hanya kamu.. kamu.. dan kamu
Asalkan kamu bahagia dan tersenyum
Walau senyummu itu bukan untukku dan bukan karna aku
Aku sudah cukup bahagia karna itu.
Maaf jika perasaan sukaku ini mengganggumu
Maaf karna aku tidak bisa menahannya
Perasaan ini tumbuh terlalu kuat
Dan sulit untuk dihilangkan.