Matahari pagi bersinar terang dari atap gedung sekolahku.
Tempat ini sangat kunikmati dengan kesendirianku. Tempat ternyaman yang pernah
kudatangi, ahh tidak-tidak, aku tidak banyak mengunjungi tempat-tempat bagus
dan nyaman, karna aku tidak pernah kemanapun.
Saat matahari baru menampakkan cahaya jingganya aku sudah
berada di sekolah, entah apa yang aku pikirkan sampai aku dating sepagi itu,
setelah bel pulang sekolah berbunyi pun aku harus langsung pulang kerumah,
karna banyak sekali pekerjaan yang sudah menantiku sampai aku tidak sempat
pergi kemanapun dan melihat dunia lebih luas lagi. Semua itu aku lakukan setiap
hari sejak aku menginjakkan bangku Sekolah Dasar hingga kini.
Aku menyukai tempat ini karna disini sepi dan sunyi. Aku
sangat menikmati kesendirianku, dengan sendiri aku bisa bermimpi dan menjadi
seorang pemimpi.
Saat aku sampai disekolah, tempat yang pertama kali aku
datangi adalah tempat ini, karna disini aku bisa menenangkan segala macam
kenanganan yang sejak dulu bersemayam di otakku, sampai jam pelajaran pertama
pun dimulai.
Sekolah ini berada di belakang sungai yang aliran airnya
sangat tenang dan bercahaya. Suara gemericik air dari sungai itu sangat
membuatku nyaman. Aku sering sekali memandang sungai yang hanya berisi
batu-batu besar dan air yang melimpah itu.. sendirian.
Hari ini tanggal 25 Juni adalah musim panas di daerahku.
Cuacanya sangat cerah, aku menyukai cuaca seperti ini karna aku sangat benci
hujan. Entah apa yang orang-orang sukai dari hujan. Hujan hanya membawa
kesulitan bagi banyak orang dan hujan hanya menghantarkan banyak sekali
penyakit. Aku benci hujan jarna hujan mengingatkanku pada kenangan yang
seharusnya aku lupakan.
Aku juga benci rumah, karna di rumahlah tempat penderitaanku
dimulai, aku benci saat-saat pulang ke rumah, rasanya ingin pergi ketempat
lain, tapi.. tidak bisa. Setiap aku ingin pergi entah kenapa langkahku langsung
terhenti.
Saat ini masih belum banyak yang datang kesekolah dan akupun
belum beranjak dari tempat ini. Aku masih menikmati kesendirianku dengan
bersandar pada balkon atap sekolahku sambil memandang matahari yang menyilaukan
penglihatanku, ahh tanganku dengan sigap menghalangi sinar itu. Aku memandangi
tanganku yang menutupi secercah
sinaritu. Tanganku ini terlihat begitu indah dengan sebongkah sinar yang
menyelimuti bagian dari ujung kulitku, aku berfikir apakah aku bisa seindah
tanganku saat ini? Atau apakah aku dilahirkan hanya untuk menjadi seorang yang
terbuang dan terlupakan?.
Bel tanda pelajaran pertamapun bordering, aku langsung beranjak
ke dalam kelasku. Sekelas, sampainya di kelas seperti biasa tidak ada yang
peduli padaku, mereka sibuk dengan urusannya masing-masing. Aku tidak mempunyai
satupun teman di sekolah ini, karna aku lebih memilih sendiri dan aku pun tahu
tidak ada satu orangpun yang ingin berteman denganku.
Tempat dudukku berada di paling belakang dan dekat dengan
jendela kelasku yang besar. Aku senang dengan tempat dudukku ini, dari sini aku
bisa memandang sungai yang tenang itu dengan gampangnya tanpa menghiraukan
hiruk pikuk suasana kelasku.
********
Keesokan harinya aku sampai di sekolah cukup siang, sinar
matahari yang kusukai pun sudah menampakkan wajahnya, karna aku harus mengantar
adik tiriku ke sekolahnya yang jaraknya cukup berjauhan dari sekolahku.
Jam pelajaran pertamapun belum dimulai, seperti biasa aku
langsung melangkahkan kaki ke atap sekolah. Aku menepakkan kakiku di tangga
yang menuju atap sekolah dengan semangat karna matahari pagi sudah menunggu
kehadiranku. Setelah sampai di depan pintu atap aku melihat sepucuk surat yang
ditempelkan di pintu, sampul suratnya cukup manis dengan gambar Winnie the Pooh
kesukaanku.
“apa surat ini untukku” pikirku dalam hati
to be continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca tulisan saya, :D
saya sangat menerima kritik dan saran dari anda. Terima kasih :)