Selasa, 10 Juni 2014

KAMU

Saat aku makan bubur kacang hijau sehabis pulang kampus tadi tiba-tiba aku kepikiran sesuatu tentang kamu, seutas senyum terlintas dibibirku saat aku mengingat suatu hal lucu atau bisa dibilang “aneh” tentang kamu. “Hari ini cerah ya?” pernah inget ga kalimat ini pernah kamu ucapkan dan beberapa jam kemudian hujan turun di daerah kostanku yang airnya sampai membasahi separuh dari celana levismu? Dan pada saat itu apa yang kamu lakukan? Hanya menggaruk-garukkan kepala! Kebayang kan betapa histerisnya aku saat itu menertawai keabsurdtan diri kamu?.
Tapi saat pulang sendirian tadi ditengah jalan aku memikirkan hal lain yang menyangkut dengan hubungan kita kedepannya. Aku pengen deh cinta kita kaya Brontosaurus yang gak akan kadaluarsa sampai salah satu dari kita meninggal bahkan kalau bisa setelah salah satu dari kita meninggal lalu cinta itu akan tetap ada sampai kita dipertemukan kembali di alam yang berbeda, ahh mungkin aku terlalu banyak menghayal!!. Tapi aku selalu memikirkan hal ini, aku takut jika pada akhirnya nanti kita akan berpisah, aku tahu jika sesuatu yang kita sayang itu pasti akan hilang, entah itu karna diambil orang atau diambil tuhan tapi sesungguhnya aku tidak menginginkan hal itu terjadi pada kita.
Kalau dipikir-pikir kamu itu seperti rumah buat aku, yang selalu buat aku nyaman, rindu jika kita sedang jauh bahkan jarang bertemu  dan selalu menjadi tempat tujuan aku untuk pulang. Kebayang ga sih jika aku kehilangan rumah yang sosoknya begitu sangat berarti bahkan menjadi satu-satunya tempat yang selalu aku inginkan untuk tetap tinggal?.
Saat ini aku tersenyum ketika mengingat pertemuan singkat kita dulu, berawal dari keinginan untuk bertukar film anime yang memang pada awalnya kita memang sama-sama penggemar film-film anime namun aku tahu pasti itu hanya alasan agar kita bisa saling bertemu! Lucu sekali kejadian saat itu. Sebetulnya aku juga penasaran dengan sosok aslimu agar aku tidak selalu menerka-nerka dibalik foto yang sempat kupandangi dari media social twitter tempat dimana kita berkenalan dulu.
Sejak saat itu kita menjadi sering bertemu bahkan tidak pernah berhenti saling mengirim pesan singkat yang hanya berakhir jika salah satu dari kita tidur atau ada yang ketiduran haha oke mungkin hanya aku yang selalu ketiduran. Hari demi hari berlalu sampai aku merasa mengirim pesan singkat kepadamu adalah sebuah keharusan yang dilakukan setiap hari bahkan setiap saat! Aku mulai terbiasa dengan candaanmu yang mungkin akan terdengar garing oleh orang yang belum dekat denganmu namun itu berbeda dengan orang lain, entah kenapa aku selalu tertawa jika mendengar lelucon yang selalu kamu buat walaupun aku juga merasa itu tidak lucu sama sekali. Apalagi jika kamu sudah menyebut-nyebut tentang kemiripan dirimu dengan Radityadika yang selalu kamu gembar-gemborkan itu, iya aku akui kalian memang sedikit mirip, baik itu dari segi fisik maupun kelakuan kalian tapi ya sebetulnya aku tidak ingin mengakui itu, nah sekarang sudah puas kan man?.
Kamu itu selalu membuatku nyaman seperti rumah, sangat berbeda dengan beberapa orang sebelum kamu yang dulu sempat singgah. Kalau aku diibaratkan kupu-kupu, kamu itu sayapnya karna kupu-kupu tidak akan bisa terbang dan melihat dunia yang indah tampa sayap itu, sama seperti kamu. Tampamu aku hanya akan seperti ulat yang tidak akan pernah merasakan bagaimana indahnya dicintai dengan penuh rasa kasih sayang yang tulus dan murni seperti ini selain orang tuaku.
Aku bersyukur dan selalu merasa beruntung bisa memiliki kamu yang mencintaiku dengan kesederhanaanmu yang selalu membuatku seperti seorang wanita paling bahagia melebihi Perrie Edward yang kabarnya sebentar lagi akan menikah dengan Zayn Malik atau seperti Kate Middleton yang menjadi seorang istri dari pangeran William yang tampan sekali itu. Oke mungkin yang satu ini terlalu berlebihan. Tapi aku mengaku jujur bahwa aku tidak pernah sebahagia ini sebelumnya.
Tiba-tiba aku teringat kejadian malam itu tepatnya jam sebelas malam ketika kamu mengejutkanku dengan membawa sebuket mawar putih sebagai tanda permintaan maafmu kepadaku, kau tahu apa yang kupikirkan saat itu? Ya tuhan aku ingin sekali memelukmu saat itu dan mengatakan bahwa aku memaafkanmu dan aku sangat mencintaimu. Kau terlihat sangat kusut saat itu, terbaca dari nada bicaramu yang terdengar gugup, aku tahu kamu pasti takut jika aku tidak akan memaafkanmu. Tapi demi tuhan aku sangat menyesal telah membuatmu seperti itu, maafkan aku yaa??.
            Empat belas desember tahun dua ribu tiga belas sudah lama sekali ya man? Tidak terasa sudah enam bulan kita bersama, semoga semakin sayang dan setia sama aku yaa? Cinta aku ke kamu tidak akan pernah habis seperti bintang yang keberadaannya tidak akan pernah habis kau hitung seiring waktu.
            Selamat tanggal empat belas yang ke enam kali ya man, maaf aku belum bisa kasih yang terbaik untuk kamu, maaf jika aku masih belum bisa menjadi sesuatu yang kamu harapkan. Terima kasih karna sudah memberikan seluruh hatimu untukku.



Salam Cinta


Raniamanda