Saat aku makan bubur kacang hijau
sehabis pulang kampus tadi tiba-tiba aku kepikiran sesuatu tentang kamu, seutas
senyum terlintas dibibirku saat aku mengingat suatu hal lucu atau bisa dibilang
“aneh” tentang kamu. “Hari ini cerah ya?” pernah inget ga kalimat ini pernah
kamu ucapkan dan beberapa jam kemudian hujan turun di daerah kostanku yang
airnya sampai membasahi separuh dari celana levismu? Dan pada saat itu apa yang
kamu lakukan? Hanya menggaruk-garukkan kepala! Kebayang kan betapa histerisnya
aku saat itu menertawai keabsurdtan diri kamu?.
Tapi saat pulang sendirian tadi
ditengah jalan aku memikirkan hal lain yang menyangkut dengan hubungan kita
kedepannya. Aku pengen deh cinta kita kaya Brontosaurus yang gak akan
kadaluarsa sampai salah satu dari kita meninggal bahkan kalau bisa setelah
salah satu dari kita meninggal lalu cinta itu akan tetap ada sampai kita
dipertemukan kembali di alam yang berbeda, ahh mungkin aku terlalu banyak
menghayal!!. Tapi aku selalu memikirkan hal ini, aku takut jika pada akhirnya
nanti kita akan berpisah, aku tahu jika sesuatu yang kita sayang itu pasti akan
hilang, entah itu karna diambil orang atau diambil tuhan tapi sesungguhnya aku
tidak menginginkan hal itu terjadi pada kita.
Kalau dipikir-pikir kamu itu seperti
rumah buat aku, yang selalu buat aku nyaman, rindu jika kita sedang jauh bahkan
jarang bertemu dan selalu menjadi tempat
tujuan aku untuk pulang. Kebayang ga sih jika aku kehilangan rumah yang
sosoknya begitu sangat berarti bahkan menjadi satu-satunya tempat yang selalu
aku inginkan untuk tetap tinggal?.
Saat ini aku tersenyum ketika
mengingat pertemuan singkat kita dulu, berawal dari keinginan untuk bertukar
film anime yang memang pada awalnya kita memang sama-sama penggemar film-film
anime namun aku tahu pasti itu hanya alasan agar kita bisa saling bertemu! Lucu
sekali kejadian saat itu. Sebetulnya aku juga penasaran dengan sosok aslimu
agar aku tidak selalu menerka-nerka dibalik foto yang sempat kupandangi dari
media social twitter tempat dimana kita berkenalan dulu.
Sejak saat itu kita menjadi sering
bertemu bahkan tidak pernah berhenti saling mengirim pesan singkat yang hanya
berakhir jika salah satu dari kita tidur atau ada yang ketiduran haha oke
mungkin hanya aku yang selalu ketiduran. Hari demi hari berlalu sampai aku
merasa mengirim pesan singkat kepadamu adalah sebuah keharusan yang dilakukan
setiap hari bahkan setiap saat! Aku mulai terbiasa dengan candaanmu yang
mungkin akan terdengar garing oleh orang yang belum dekat denganmu namun itu
berbeda dengan orang lain, entah kenapa aku selalu tertawa jika mendengar
lelucon yang selalu kamu buat walaupun aku juga merasa itu tidak lucu sama
sekali. Apalagi jika kamu sudah menyebut-nyebut tentang kemiripan dirimu dengan
Radityadika yang selalu kamu gembar-gemborkan itu, iya aku akui kalian memang
sedikit mirip, baik itu dari segi fisik maupun kelakuan kalian tapi ya
sebetulnya aku tidak ingin mengakui itu, nah sekarang sudah puas kan man?.
Kamu itu selalu membuatku nyaman
seperti rumah, sangat berbeda dengan beberapa orang sebelum kamu yang dulu
sempat singgah. Kalau aku diibaratkan kupu-kupu, kamu itu sayapnya karna
kupu-kupu tidak akan bisa terbang dan melihat dunia yang indah tampa sayap itu,
sama seperti kamu. Tampamu aku hanya akan seperti ulat yang tidak akan pernah
merasakan bagaimana indahnya dicintai dengan penuh rasa kasih sayang yang tulus
dan murni seperti ini selain orang tuaku.
Aku bersyukur dan selalu merasa
beruntung bisa memiliki kamu yang mencintaiku dengan kesederhanaanmu yang
selalu membuatku seperti seorang wanita paling bahagia melebihi Perrie Edward
yang kabarnya sebentar lagi akan menikah dengan Zayn Malik atau seperti Kate
Middleton yang menjadi seorang istri dari pangeran William yang tampan sekali
itu. Oke mungkin yang satu ini terlalu berlebihan. Tapi aku mengaku jujur bahwa
aku tidak pernah sebahagia ini sebelumnya.
Tiba-tiba aku teringat kejadian malam
itu tepatnya jam sebelas malam ketika kamu mengejutkanku dengan membawa sebuket
mawar putih sebagai tanda permintaan maafmu kepadaku, kau tahu apa yang
kupikirkan saat itu? Ya tuhan aku ingin sekali memelukmu saat itu dan
mengatakan bahwa aku memaafkanmu dan aku sangat mencintaimu. Kau terlihat
sangat kusut saat itu, terbaca dari nada bicaramu yang terdengar gugup, aku
tahu kamu pasti takut jika aku tidak akan memaafkanmu. Tapi demi tuhan aku
sangat menyesal telah membuatmu seperti itu, maafkan aku yaa??.
Empat belas desember tahun dua ribu
tiga belas sudah lama sekali ya man? Tidak terasa sudah enam bulan kita
bersama, semoga semakin sayang dan setia sama aku yaa? Cinta aku ke kamu tidak
akan pernah habis seperti bintang yang keberadaannya tidak akan pernah habis
kau hitung seiring waktu.
Selamat tanggal empat belas yang ke
enam kali ya man, maaf aku belum bisa kasih yang terbaik untuk kamu, maaf jika
aku masih belum bisa menjadi sesuatu yang kamu harapkan. Terima kasih karna
sudah memberikan seluruh hatimu untukku.
Salam Cinta
Raniamanda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca tulisan saya, :D
saya sangat menerima kritik dan saran dari anda. Terima kasih :)