Rabu, 06 Februari 2013

Sepucuk Surat dan Kamu II


“apakah surat ini untukku?” tanyaku dalam hati sambil memandang sekeliling tangga yang terlihat kosong ini.
Aku membuka surat itu dengan sangat hati-hati, siapa tahu surat ini bukan untukku? Who knows?.
Aku meninggalkan pintu menuju ke arah balkon atap dan duduk di bagian sisinya yang agak melengkung. Aku mulai membaca surat itu.
“untuk hana” bacaku dalam hati
“astaga, ini untukku? Mana mungkin, ini pasti salah” ucapku sambil mengucek mata seraya membetulkan penglihatanku
“Ternyata surat ini memang benar untukku, astaga baru pertama kali aku mendapatkan sebuah surat, tapi bagaimana mungkin? Sedangkan aku tidak sepopuler Rena ataupun Lisa, jadi mana mungkin aku bisa mendapatkan surat?” pikirku sambil meletakkan surat itu di dadaku “lagipula tidak banyak yang kenal denganku, teman satu kelaspun hanya beberapa yang mengenalku, jadi surat ini sepertinya tidak mungkin, apa aku hanya bermimpi?” tanyaku, lebih kepada diriku sendiri.
Aku mulai membaca surat itu lagi.
“hai hana, kau pasti kaget dengan kehadiran suratku yang sangat tiba-tiba ini, yaa,, sebetulnya aku sudah sering memperhatikanmu diam-diam, aku senang melihatmu yang sedang bersandar di balkon atap sambil memandang sungai yang berada di belakang sekolah kita itu, aku ingin kau mengetahui siapa aku, tapi aku tidak bisa, karna kita terlalu berbeda”
Aku tersenyum, yeahh ternyata benar surat ini memang untukku. Aku sangat senang ternyata dengan keterbatasanku ini aku masih mempunyai seseorang yang rela membagi waktunya hanya untuk memperhatikanku dan yang lebih membuatku senang ternyata dia adalah seorang siswa di sekolah ini juga tapi kenapa dia tidak menunjukkan sosoknya saja padaku? Kenapa dia sepengecut itu? Padahal aku sangat ingin melihat wajahnya.
“aku sangat terpesona dengan keindahan yang terpancar dari seluruh lekukan tubuhmu, ahh maaf aku sangat berlebihan ya?. Hana sebetulnya aku ingin sekali berada di sampingmu saat ini, tapi maaf sekali lagi aku tidak bisa, kamu pasti menganggap aku pengecut, yaa aku memang pengecut karna aku sangat takut jika kau mengetahui siapa aku sebenarnya, aku takut jika kau tidak bisa menerimaku, karna aku tahu bahwa kita ini memang jauh berbeda”
“Siapa orang ini? Kata-katanya begitu menggetarkan sampai aku tidak bisa berkata apa-apa lagi” ucapku dalam hati
“hana, aku sudah cukup lama menyukaimu, akupun tidak mengetahui hal apa yang bisa membuatku tertarik kepadamu, mungkin dengan berbedanya dirimu dari wanita lainnya yang membuatku mencintaimu, yaa sesederhana itu”
“Astaga kenapa jantung ini berdegup sangat kencang?, aku tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya, benar-benar belum pernah, aku ini kenapa?” tanyaku sambil memegangi dadaku.
“hana aku sangat berharap kau membalas surat ini, aku sangat berharap dan aku pasti sangat senang karna itu. Hana kalau kau berkenan membalas surat ini tolong taruh di loker yang berada di ujung balkon ini, aku pasti sering melihatnya. Aku sangat menginginkan kau membalas surat ini. Salam cinta Dari Penguntitmu”
Aku meletakkan surat itu di dadaku lagi, aku masih belum percaya kalau ini benar-benar nyata.
“lalu apakah aku harus membalasnya?” pikirku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca tulisan saya, :D
saya sangat menerima kritik dan saran dari anda. Terima kasih :)