Kenangan Masa Silam
KENANGAN MASA
SILAM
Waktu pada hari itu menunjukkan pukul sebelas malam
pada tanggal 14 Juny, ketika aku sedang menikmati nikmatnya heroin di kamar
hotel nomor 25 bersama teman-teman pecandu heroin lainnya. Malam itu cuaca
sangat gelap dan dingin di daerah Kemang,wilayah yang terletak di Pusat Jakarta.
Kamar ini agak pengap, ketika kami berlima berada di
dalamnya, hanya ada satu kamar tidur dan satu lemari kayu yang sudah agak rapuh,
dinding yang berwarna kuning kelabu membuat cahaya menjadi agak remang-remang.
Aku, Risa, Priscila, Robi, dan Andi sedang berpesta heroin, kami menikmati
heroin dan bercanda gurau sambil membagikan kisah masing-masing, kegiatan ini
kami lakukan setiap minggu, ya kami adalah pecandu heroin.
Aku mengenal heroin pertama kali dari temanku Risa,
dia bukan teman dekatku tapi saat aku benar-benar terpuruk dia selalu ada di
dekatku. Risa yang pada malam itu juga berada bersamaku terlihat sangat pucat,
ya dia sedang terlibat banyak masalah pertama ayahnya terbukti menjadi tersangka
korupsi dan diperkirakan hartanya juga akan disita, aku sangat merasa kasian
padanya, Risa yang bertubuh kecil mungil dan lembut terlihat sangat gelisah,
tubuhnya bertambah kurus, tangannya tidak berhenti bergetar sambil menghisap
serbuk-serbuk heroin.
Aku berada dalam dunia yang berbeda ketika aku
menghisap heroin. Suatu tempat, dimana aku berpikir, dilarang untuk orang-orang
biasa dan tidak membawanya rasa sakit. Kemudian kembali, aku membayangkan
heroin membawa kembali perasaan hangat akan kenangan manis masa kecil.
Sudah 4 tahun aku memakai heroin sejak aku berada di
kelas 2 SMP, saat itu umurku masih 12 tahun, dengan umur sekecil itu aku sudah
dilimpahkan berbagai masalah yang membuatku sangat terpuruk dan mengambil
langkah untuk mencoba berbagai obat terlarang, sampailah kepada heroin yang
membuatku sangat tergila-gila, aku pernah sempat mencoba extasi, ganja dan sabu-sabu, tapi, aku tidak sampai tergila-gila
seperti menghisap heroin.
Pernah aku mencoba untuk berhenti, tapi aku tidak
bisa, itu terasa sangat menyakitkan, hidupku secara pasti berputar di
sekeliling heroin, aku selalu mencari heroin disaat aku mencoba untuk berhenti,
dan aku berfikir untuk mengambil lagi.
Malam itu saat aku sedang menghisap heroin tiba-tiba
datang beberapa polisi, aku tersergap, aku ketakutan, tapi aku tidak bisa
berbuat apa-apa, heroin yang sedang ku pegang dengan spontan terlempar dari
tanganku, semuanya terasa gelap aku kehilangan keseimbangan, keringat mengalir
deras di sekujur tubuhku, aku tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Untuk pertama kalinya dalam hidupku aku berada di
dalam jeruji besi, aku merasa seperti seekor binatang di balik jeruji, wajahku
tampak acak-acakkan setiap siang dan malam. Aku tidak dapat menyembunyikannya
atau menutupi hal yang tabu itu, tanpa seorangpun tahu.
Esok paginya ibuku datang sambil menangis, hal yang
sangat jarang sekali terjadi, “kenapa dia
tiba-tiba datang, untuk pertama kalinya dalam 4 tahun terakhir? Kenapa saat aku
sedang seperti ini” tanyaku dalam hati.
Tubuhnya bertambah kurus sejak pertemuan terakhirku
dulu, wajahnya tidak seindah dulu. Sekarang Dia sedang terduduk sambil
memandang lantai yang tertutup debu.
“halo sayang, sudah
lama yah tidak bertemu” sapanya
Aku hanya tersenyum kecut padanya
“kenapa kamu bisa terjebak pada heroin? jawab mama
sayang” tanyanya padaku
Aku terdiam sambil memandangnya dengan sinis “itu
semua karna ibu dan ayah yang membuatku seperti ini” aku meneteskan air mata.
“kenapa ibu bercerai dengan ayah? Apa kalian tidak mempedulikan aku? Apa kalian
tidak memikirkan perasaanku? Saat itu aku masih kecil, aku belum bisa menerima
perceraian kalian, aku sangat terpukul, aku terpuruk, saat itu aku tidak
mempunyai banyak teman, aku tidak bisa berbagi cerita pada siapapun, APA KALIAN MEMIKIRKAN KEADAANKU?”
Keduanya terdiam, ibuku masih menangis, aku
tertunduk diam sambil melirik sedikit kearah ibuku. Dia mulai mengangkat
kepalanya memandang lembut kearahku, dia mengambil kedua tanganku yang sejak
tadi berada di atas meja.
“sayang, maafkan ibu, ibu bukan bermaksud seperti
itu, ibu sayang padamu hanya saja ibu sudah tidak kuat dengan perlakuan ayahmu
yang seenaknya saja pada ibu, ibu selalu menghawatirkan mu se..”
“BOHONG” potongku, “kalau ibu khawatir sama aku,
kenapa ibu nggak pernah sekalipun menjenguk aku? Aku kesepian bu di rumah itu,
ayah selalu pulang setahun sekali, tidak ada yang memperhatikan aku, dan
sekarang ibu bertanya kenapa aku jadi seperti ini ?, itu semua karna ibu dan
ayah” untuk kedua kalinya aku meneteskan
air mata dan aku melepaskan pegangan tangannya sambil berlari meninggalkan dia
yang sedang terduduk di kursi tua itu.
Kehidupan di dalam penjara sangat tidak menyenangkan
setiap waktu hanya dipekerjakan dengan paksa oleh para sipil penjara, makanan
semuanya tidak ada yang pas dengan lidahku, aku serasa berada di dalam neraka,
belum lagi dari para tahanan yang sering menyiksaku siang malam.
Ibuku datang seminggu sekali, selama di penjara
ayahku hanya 3 kali menjengukku, sebetulnya aku sangat menginginkan kehadiran
mereka, karna disini di tempat ini aku sangat kesepian, aku sangat tersiksa.
Tetapi setiap aku bertemu mereka, aku selalu ingin marah, tapi lama-kelamaan seiring
berjalannya waktu, setelah aku terbiasa, aku mencoba tersenyum setiap mereka
datang menjengukku.
Suatu hari tiba-tiba aku di panggil oleh kepala
penjara, dia bilang aku akan dipindahkan ke Pusat Rehabilitasi, yah aku cukup
senang karna aku sudah tidak akan tinggal di penjara yang amat sangat
menyeramkan ini. Tapi kesenangan itu hanya sesaat, di pusat rehabilitasi tetap
sama seperti di penjara, tapi sejak disana aku mempunyai beberapa pengalaman
yang luar biasa.
3 tahun kemudian aku keluar dari pusat rehabilitasi
dan menghirup udara segar yang beberapa tahun ini tidak pernah kudapatkan, aku
tidak akan menyia-nyiakan hidupku lagi seperti dulu, aku akan berhenti
menghisap heroin lagi, aku ingin menjadi seseorang yang lebih baik dari
sebelumnya.
Setiap seminggu sekali ibuku selalu datang ke rumah
dan ayah sekarang tidak pernah keluar negri lagi, masuk penjara yang waktu itu
adalah keberuntungan bagiku, selain aku terbebas dari heroin aku juga bisa
berkumpul dengan keluargaku lagi.
Bagaimana dengan teman pecandu heroin yang lainnya?
Semoga mereka bahagia seperti aku sekarang ini, dan kepada Risa semoga kamu
diberi ketabahan menjalani hidup ini.
“Dan sekarang adalah akhir dari yang buruk dan
permulaan dari yang baik”.
“ke nangan yang terakhir pastilah merupakan yang
paling indah yang kau miliki”
CREATED BY
RANI AMANDA
Kisah nyata nih. Pengen denger yang lainnya dong. Pake metadon ga? Saya sedang diberhentikan pakemetadon. Namaku onan. 089637571045.
BalasHapusitu hanya cerita karangan saya, tapi terinspirasi dari teman saya. saya tidak pernah pakai metadon, okee onan salam kenal :)
Hapus